sekedar pet crepet

Sunday, October 14, 2007

Mengabaikan atau Mempelajarinya?

Beberapa tahun lalu saya berkesempatan berdiskusi dengan salah satu peneliti dari Balitbang Departemen Hukum dan HAM RI. Sudah dapat ditebak kalau penelitian beliau selama ini selalu bersifat kualitatif. Jauh dari ‘hingar-bingar’kuantitatif. He..he…

Pada kesempatan tersebut terlontar oleh beliau bahwa pekerjaan analis data yang mengandalkan teknik statistika menggunakan konsep berseberangan dengan yang beliau gunakan. Menurutnya, statistisi tidak suka jika ada data yang aneh dan cenderung mengabaikan, membuang, memberi bobot kecil, dan sebagainya. Namun kalau peneliti hak asasi manusia, justru sangat tertarik dengan data yang demikian. Kejadian ekstrim akan menarik untuk diangkat oleh peneliti hak asasi.

Ada benarnya juga sih apa yang beliau katakan. Tapi tentu saja tidak mutlak demikian. Pada saat kita menggunakan data untuk melihat gejala atau fenomena umum di masyarakat, demikian itulah yang menjadi pilihan. Meskipun adanya statistik yang robust terhadap data ekstrim dapat digunakan tanpa harus membuang data tersebut. Namun, ya, memang tetap saja yang kita bicarakan fenomena umum.

Apa memang data ekstrim gak ada gunanya bagi orang statistik? Terlalu berlebihan saya kira kalau mau disebut demikian. Analis tetap harus tertarik untuk membuka tabir kenapa ada sedikit orang dengan data ekstrim. Semestinya tidak serta merta kita putuskan bahwa data sebuah rumah tangga beranggotakan 4 orang dengan rata-rata konsumsi beras 15 kg per hari adalah tidak wajar. Mungkin saja dia punya warung makan, atau dia menyediakan makan buat tetangga-tetangganya.

Mengingat kembali diskusi dengan bapak peneliti HAM tadi senantiasa mengingatkan saya untuk berpikir: mengabaikan/membuang ataukah mempelajari kembali data-data ekstrim. Membuang atau mempelajari/menyelidiki data ekstrim ini juga jadi salah satu tahapan wajib penggunaan statistical control chart dalam penerapan Six Sigma.

2 Comments:

  • ehmm...menurut saya, kita harus mempelajarinya Pak. Pengalaman Survey kemarin, memang bener, ada keluarga yang cuma berdua (suami-istri) belum dikaruniai anak tapi pengeluarannya besar banget. Eh, ternyata keluarga tu juga ngehidupin orangtuanya. Jadi tidak semua data ekstrem harus dihilangkan tapi harus dipelajari terlebih dahulu.


    -erwindra.blogspot.com-

    By Blogger Erwin Indra, At 2:06 PM  

  • kalau di manajemen risiko pasar, data ekstrim lah yang dijadikan patokan untuk mengukur risiko dengan metode historical simulation... :D

    By Blogger Adhi Widjajanto, At 8:45 AM  

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]



<< Home