Ilmu Titen dan Telaten
Ada yang sempet baca Koran Kompas hari Sabtu kemarin (14 juli) gak ya? Ada cerita tentang Pak Suwarman, pegawai Dinas Perikanan DI Yogya, yang menghasilkan look-up table yang dia sebut Pranata Mangsa. Isinya adalah, pada bulan tertentu dengan ciri-ciri cuaca tertentu, dapat dilihat di tabel itu ikan apa yang lagi banyak ada di laut sekitar Yogya. Dengan tabel itu, nelayan bisa tahu alat apa yang sebaiknya mereka bawa yang pas untuk nangkap ikan yang lagi ada di laut.
Gimana Pak Suwarman dapat tabel itu? Katanya sih dia pakai ilmu titen, yang tidak lain adalah menghapal apa yang dia lihat dan alami. Tabel itu jadi setelah 11 tahun.
Hebat juga ya Pak Suwarman. Dia update tabel itu setiap saat, begitu hasil titen-nya dia salah. Kalau dikaitkan dengan proses data mining, tabel itu ya tidak lain adalah proses yang disebut association yang menghasilkan aturan if-then. Pak Suwarman dengan cerdik melakukan asosiasi antara bulan dan cuaca dengan jenis ikan di laut Yogya. Keren man..... Dan lebih keren lagi, karena tabel itu dapat feedback setiap tahun kemudian dia update. Learning process tuh namanya kalau di data mining. Cuma saja kalau di data mining yang belajar (to learn) adalah mesin/komputer, kalau dalam kasus ini ya Pak Suwarman.
Kalau dia bilang cuma mengandalkan ilmu titen. Saya sih bilangnya gak cuma itu yang dia gunakan, tapi juga pakai ilmu telaten...... Telaten banget kan selama 11 tahun nge-update tabel itu.
Gimana Pak Suwarman dapat tabel itu? Katanya sih dia pakai ilmu titen, yang tidak lain adalah menghapal apa yang dia lihat dan alami. Tabel itu jadi setelah 11 tahun.
Hebat juga ya Pak Suwarman. Dia update tabel itu setiap saat, begitu hasil titen-nya dia salah. Kalau dikaitkan dengan proses data mining, tabel itu ya tidak lain adalah proses yang disebut association yang menghasilkan aturan if-then. Pak Suwarman dengan cerdik melakukan asosiasi antara bulan dan cuaca dengan jenis ikan di laut Yogya. Keren man..... Dan lebih keren lagi, karena tabel itu dapat feedback setiap tahun kemudian dia update. Learning process tuh namanya kalau di data mining. Cuma saja kalau di data mining yang belajar (to learn) adalah mesin/komputer, kalau dalam kasus ini ya Pak Suwarman.
Kalau dia bilang cuma mengandalkan ilmu titen. Saya sih bilangnya gak cuma itu yang dia gunakan, tapi juga pakai ilmu telaten...... Telaten banget kan selama 11 tahun nge-update tabel itu.
4 Comments:
Mas Bagus... Challengenya sekarang gimana dapat model tanpa nunggu 11 tahun??? Kalo Pak Suwarman diganti komputer, bisa gak dapat hasilnya dalam 2 tahun??
By Kecik Isisawo, At 10:30 AM
Pak Amir, kuncinya ada di feedback proccess. Kalau gak ada feedback, komputer secanggih apa pun ya cuma enggah-enggih saja selama 11 tahun. Feedback musti ada biar ada improvement. Berat banget bahasanya dah...
By bagusco, At 10:35 AM
Feedbacknya ya itu tadi... Titen n telaten... Cuma telatennya cuma betah setaon.. 2 taon aja dah bosen... He..he...
By Kecik Isisawo, At 2:42 PM
Wah, keren banget pak Suwarman, bisa jadi referensi untuk expert systemnya tuh. apalagi dengan data selengkap itu. soalnya kata pak Panji Wasmana waktu kuliah Artificial Intelligent, yang paling susah dari buat expert system adalah ekstraksi ilmu dari expert manusianya. habis kadang penilaiannya sering kualitatif, nggak bisa diekstraksi jadi if then atau rumus matematika. Baru sadar sesuatu, Statistika itu sebenernya kuncinya Expert System ya, karena jadi jembatan dari kualitatif -> kuantitatif.
By Anonymous, At 2:29 PM
Post a Comment
Subscribe to Post Comments [Atom]
<< Home