sekedar pet crepet

Tuesday, December 26, 2006

Data sekunder bukan data seken

Sudah lama gak ketemu, akhirnya bisa juga ngobrol melalui YM dengan salah seorang kakak kelas yang katanya udah jadi direktur. Saya sebut ‘katanya’ karena yang bersangkutan gak mengakui secara eksplisit. Ngobrol ngalur-ngidul akhirnya nyinggung ‘data sekunder’, dan jadilah pengen nulis blog tentang ini.

Ada banyak pendapat bagaimana mendefinisikan data sekunder, dan tidak semuanya sepakat dengan definisi tersebut. Tapi apapun definisinya, meskipun namanya data sekunder tapi sering merupakan pilihan utama dalam melengkapi data-data penelitian maupun kegiatan lain yang memerlukan data. Dan seringkali juga, tidak ada data sekunder menyebabkan kegiatan penelitian tersebut tidak dapat berjalan dengan baik.

Memang dalam banyak hal, yang namanya data sekunder dikumpulkan pada waktu yang lampau. Namun berbeda dengan motor lama yang kalau kita beli namanya jadi motor seken (motor bekas). Kalau data kayaknya sih tidak ada istilah data seken. Betul gak ya. Tapi katanya ada lho yang namanya data basi.

Undangan Terbuka

bagusco berniat membuat sebuah majalah dinding pribadi (atau apa lah menyebutnya). Majalah ini akan dipasang di bagian luar ruang kerja bagusco, kira-kira dengan ukuran 70 cm x 100 cm. Yang akan dimuat dalam majalah tersebut antara lain:
- tips-tricks penggunaan software statistik, terutama SAS, SPSS dan MINITAB
- artikel yang memuat penerapan statistik di berbagai bidang
- artikel yang membahas metode statistika untuk pemecahan masalah tertentu
- artikel yang berhubungan dengan statistika secara umum
Penulis artikel adalah dosen, mahasiswa, dan alumni Departemen Statistika, baik berupa tulisan undangan maupun tulisan yang disampaikan untuk berkontribusi meramaikan majalah ini. Artikel akan diseleksi oleh bagusco. Majalah dinding akan di-update selambat-lambatnya setiap 2 minggu sekali.

Seluruh alumni, mahasiswa, dosen Departemen Statistika IPB diundang untuk berkontribusi terutama berupa tulisan artikel. Mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi semuanya.

Friday, December 22, 2006

Dua Pekerjaan Besar

Selama ini ada dua kritik dan pertanyaan yang selalu aku terima dari para alumni senior Dept STAT-IPB mengenai alumni-alumni baru. Pertama kenapa lulusan baru gak punya kemampuan komunikasi lesan dan tertulis yang ekselen (excellent). Kedua kenapa lulusan sekarang tidak sejago lulusan jaman dulu dalam hal komputasi dan IT. Agak sulit menjawab dan terpaksa musti sedikit defense (biar tidak terlalu memalukan departemen).

Hari minggu kemarin (17 Des) aku dan dua temen senior kebagian jadi juri lomba 'statistika ria'. Meskipun kata 'ria' tidak betul-betul terwujud karena kelihatannya peserta lomba tidak menampakkan senyum yang indah ketika keluar ruang perlombaan.

Ada 5 peserta dari IPB di babak penyisihan, 3 orang masuk semifinal, 2 orang masuk final, dan dapat juara I dan IV (juara II, III, dan V semuanya dari UGM).

Mahasiswa IPB memang jadi juara. Tapi evaluasi kasarku mengatakan secara umum peserta dari IPB kalah dalam hal berkomunikasi dan komputasi. Sang juara dari IPB bukan yang terbaik pada babak praktek pengolahan data menggunakan komputer yang menuntut penguasaan database sederhana. Sang juara juga bukan yang terbaik dalam hal mempresentasikan hasil pekerjaan dan penalarannya. Hanya karena kemampuan itu tidak mengumpul pada satu orang, maka dia jadi juara.

STAT-IPB punya pekerjaan besar menjawab 2 pertanyaan dan kritik dari alumni senior. STAT-IPB harus punya komitmen menyelesaikan 2 masalah tersebut.

Suka yang kecil tapi gak suka yang kekecilan

Negara lagi ribut soal beras, aku yang di Dept Statistika kecipratan juga masalah ini. Kebetulan ada kerjaan menentukan besarnya stok beras nasional, dasarnya data survei pertengahan sampai akhir november.

Singkat kata my team sudah menghasilkan angka dugaan stok beras dan standard errornya. Jadi bisa dong kami menghitung relative standard error (stderr/dugaan). Angkanya 0.54%. Begitu lihat angka itu, spontan aku bilang ke teman yang kebagian ngitung stderr 'kecil amat ya pak. kok rasanya aneh'.

Hari presentasi pun tiba (seingatku tanggal 19 des). Salah satu teman dari Departemen Pertanian ternyata punya komentar yang sama. 'kecil sekali ya stderr-nya'.

Dalam banyak hal secara manusiawi kita suka bahkan suka sekali jika dugaan secara statistik memiliki error yang kecil. Tapi tidak 'kekecilan' (kalimat terakhir hanya tambahan yang aku berikan).

Eh, malem-malemnya (masih tanggal 19 des) ada alumni yang kerja di dunia marketing research nelpon dan nanyain: 'kira-kira sampling error yang kecil itu berapa ya?'

Saturday, December 16, 2006

Ibunya kucing itu kucing juga ya?

Dua fauna yang paling dikenal anakku adalah kucing dan kambing. Kucing karena setiap hari ada beberapa kucing nongkrong depan rumah dari pagi sampai malam. Dan kambing karena setiap hari ada mobil pick-up yang ngangkut kambing dari kampung belakang kompleks.

Ketika suatu saat (kurang lebih 3 bulan lalu) ada dua ekor kambing di rerumputan pinggir kali, aku bilang kalau yang besar itu ibunya kambing dan yang kecil itu anaknya. Tiba-tiba saja anakku bertanya "Kambingnya mana Pak?" Nah lho, kumaha ngejawabnya?

"Ya dua-duanya kambing, Le"
"Tapi kan yang satu ibunya kambing, yang satu anaknya kambing. Kambingnya mana?"

Pertanyaan itu tidak terjawab. Dan tiba-tiba tadi malam dia membuat kesimpulan walau tidak untuk kambing. "Ibunya kucing itu kucing juga ya Pak?"