Ukuran sampel besar tidak selalu lebih baik
Teori mengatakan bahwa dengan ukuran sampel (sampel size), sering dinotasikan n, yang besar maka akurasi dugaan berdasarkan data akan semakin baik karena errornya mengecil. Tidak ada yang salah dengan teori itu, tapi yang harus diingat bahwa teori ini menganggap bahwa proses pengumpulan datanya dilakukan sedemikian rupa sehingga seluruh proses seragam. Prakteknya tidak demikian. Yang ingin dipaparkan ini barangkali sudah banyak ditulis di berbagai buku metodologi survei.
Pendugaan menggunakan data sampel selalu memuat dua jenis error. Pertama disebut sampling error dan yang kedua adalah non-sampling error. Error yang pertama tidak bisa dihindari karena ini adalah kesalahan yang timbul karena kita memang hanya menggunakan sampel, yang artinya hanya sebagian data dari populasi. Sedangkan error yang kedua adalah kesalahan-kesalahan yang diakibatkan oleh proses yang kita lakukan dalam mengumpulkan, merekam, dan mengolah data.
Sampling error ini yang disebutkan dalam teori di paragrap pertama. Benar bahwa n yang semakin besar akan diikuti sampling error yang semakin kecil. Namun perlu diperhatikan bahwa pada umumnya, n yang besar akan menyebabkan non-sampling error semakin besar. Kenapa demikian?
Dengan bertambahnya target jumlah sampel yang harus diperoleh, maka ada beberapa hal yang bisa dilakukan, antara lain adalah: (a) tambah saja jumlah petugas pengumpul data, (2) tidak usah nambah orang, tapi waktunya diperpanjang, atau (3) proses pengumpulannya dipercepat untuk setiap sampel, misal wawancaranya to the point dan sebagainya.
Apapun yang dilakukan, mengandung resiko adanya kesalahan. Memperbanyak orang berarti membuka peluang semakin beragamnya proses pengumpulan data. Besar kemungkinan timbul kesalahan karena perbedaan kemampuan setiap individu petugas pengumpul data. Memperpanjang waktu dapat juga berarti menambah kelelahan dan kejenuhan yang juga dapat berujung kepada timbulnya kesalahan. Wawancara terburu-buru agar target jumlah responden tercapai juga tidak menutup kemungkinan adanya kesalahan, baik kesalahan catat maupun kesalahan responden mengartikan pertanyaan.
Tidak hanya disitu, kesalahan juga dapat timbul pada proses perekaman data. Baik perekaman waktu petugas survei mencatat jawaban, atau perekaman data pada saat entry data di komputer. Semua itu adalah kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi. Dan dengan n yang semakin besar, pada umumnya kesalahan yang demikian semakin mungkin untuk terjadi.
Tentu ini bisa dicegah. Pelatihan kepada orang yang terlibat, pembuatan aplikasi entry data secara hati-hati, perencanaan kerja yang baik, insentif yang memadai, dan lain-lain dapat dilakukan untuk mengurangi non-sampling error.
Sebagai penutup, banyak orang menyarankan untuk mengoptimalkan ukuran sampel. Tidak usah terlalu besar kalau memang itu beresiko menimbulkan non-sampling error yang tinggi. Sayangnya memang, besarnya tingkat kesalahan jenis ini tidak dapat dihitung secara kuantitatif.
4 Comments:
Di samping pelatihan, teknologi juga dapat mengambil peran penting untuk mengurangi non-sampling error.
Dalam konteks pengambilan survey dengan wawancara, penggunaan PDA misalnya, bisa jadi sangat efektif dan efisien. Struktur wawancara pada PDA yang terprogram sangat membantu pewawancara dalam hal logic check. Misalkan ada instruksi jika menjawab A maka lompat ke B, selainnya lompat ke C. PDA secara otomatis akan mengikuti instruksi tersebut. Lain halnya jika hal itu dilakukan secara manual, kesalahan logic seperti itu mungkin terjadi. Proses pemasukan data juga lebih cepat, karena data yang tersimpan di PDA bisa langsung ditransfer ke komputer. Lain halnya bila dilakukan secara manual, proses entry data sampai cleaning data cukup banyak makan waktu. Lamanya proses wawancara juga terekam di PDA, sehingga bisa untuk mengevaluasi apakah wawancara cukup wajar terjadi. Hal ini penting untuk mengontrol kecurangan pewawancara yang berarti juga meminimalisasi non-sampling error.
Jadi pak, selama kita berikhtiar untuk meminimalkan non-sampling error, semakin besar sample tetap lebih baik, ya to...
By Anonymous, At 10:45 AM
Setuju Pak Arif. Teknologi atau upaya lain tentu sangat membantu mengurangi non-sampling error. Kalau pakai PDA, pastikan baterai-nya gak low pada saat wawancara....
By bagusco, At 12:02 PM
Bapak, saya ijin mau copy paste artikel bapak ini di blog saya yah... Boleh kan? What a nice article! :-)
By SuCiiii's StORy....., At 9:24 AM
OK
By bagusco, At 3:05 PM
Post a Comment
Subscribe to Post Comments [Atom]
<< Home