Data sekunder bukan data seken
Sudah lama gak ketemu, akhirnya bisa juga ngobrol melalui YM dengan salah seorang kakak kelas yang katanya udah jadi direktur. Saya sebut ‘katanya’ karena yang bersangkutan gak mengakui secara eksplisit. Ngobrol ngalur-ngidul akhirnya nyinggung ‘data sekunder’, dan jadilah pengen nulis blog tentang ini.
Ada banyak pendapat bagaimana mendefinisikan data sekunder, dan tidak semuanya sepakat dengan definisi tersebut. Tapi apapun definisinya, meskipun namanya data sekunder tapi sering merupakan pilihan utama dalam melengkapi data-data penelitian maupun kegiatan lain yang memerlukan data. Dan seringkali juga, tidak ada data sekunder menyebabkan kegiatan penelitian tersebut tidak dapat berjalan dengan baik.
Memang dalam banyak hal, yang namanya data sekunder dikumpulkan pada waktu yang lampau. Namun berbeda dengan motor lama yang kalau kita beli namanya jadi motor seken (motor bekas). Kalau data kayaknya sih tidak ada istilah data seken. Betul gak ya. Tapi katanya ada lho yang namanya data basi.
Ada banyak pendapat bagaimana mendefinisikan data sekunder, dan tidak semuanya sepakat dengan definisi tersebut. Tapi apapun definisinya, meskipun namanya data sekunder tapi sering merupakan pilihan utama dalam melengkapi data-data penelitian maupun kegiatan lain yang memerlukan data. Dan seringkali juga, tidak ada data sekunder menyebabkan kegiatan penelitian tersebut tidak dapat berjalan dengan baik.
Memang dalam banyak hal, yang namanya data sekunder dikumpulkan pada waktu yang lampau. Namun berbeda dengan motor lama yang kalau kita beli namanya jadi motor seken (motor bekas). Kalau data kayaknya sih tidak ada istilah data seken. Betul gak ya. Tapi katanya ada lho yang namanya data basi.