Statistika Mengajari Kita Bertoleransi
Orang yang belajar statistika 'klasik' tentu masih ingat betapa syarat NORMAL selalu didengung-dengungkan. 'Kalau mau kesimpulannya sah, musti normal dulu datanya', barangkali begitu. Terus kalau gak normal gimana dong. Apa gak bisa diolah. Eit tenang, sekarang (sejak dulu sebetulnya) statistika udah toleran sama data yang gak normal. Udah banyak berkembang teknik untuk itu.
Lihat juga pembahasan mengenai ukuran contoh (sample size). Kalau mau sampling error-nya kecil, musti 1000 responden. Busyet, gimana kalau uangnya gak cukup. Lagi-lagi ada solusinya. Untung ada Mr Bayes yang ngenalin metode bayesian sampai sekaran berkembang small area estimation. 'Kamu cuma survei ke 50 responden? Bisa-bisa saja'.
Ada masalah dengan berbagai asumsi ketika pakai teknik tertentu. Pasti ada solusinya. Jangan khawatir. Pakai ANOVA ragamnya gak homogen? ada mixed model, Behren-Fisher's problem itu bisa ditangani. atau pakai aja generalized F-test. Pokoknya lagi-lagi jangan khawatir deh. Statistika sekarang udah sangat toleran terhadap kondisi data seburuk apapun.
Lihat juga pembahasan mengenai ukuran contoh (sample size). Kalau mau sampling error-nya kecil, musti 1000 responden. Busyet, gimana kalau uangnya gak cukup. Lagi-lagi ada solusinya. Untung ada Mr Bayes yang ngenalin metode bayesian sampai sekaran berkembang small area estimation. 'Kamu cuma survei ke 50 responden? Bisa-bisa saja'.
Ada masalah dengan berbagai asumsi ketika pakai teknik tertentu. Pasti ada solusinya. Jangan khawatir. Pakai ANOVA ragamnya gak homogen? ada mixed model, Behren-Fisher's problem itu bisa ditangani. atau pakai aja generalized F-test. Pokoknya lagi-lagi jangan khawatir deh. Statistika sekarang udah sangat toleran terhadap kondisi data seburuk apapun.