sekedar pet crepet

Tuesday, May 16, 2006

Statistika Mengajari Kita Bertoleransi

Orang yang belajar statistika 'klasik' tentu masih ingat betapa syarat NORMAL selalu didengung-dengungkan. 'Kalau mau kesimpulannya sah, musti normal dulu datanya', barangkali begitu. Terus kalau gak normal gimana dong. Apa gak bisa diolah. Eit tenang, sekarang (sejak dulu sebetulnya) statistika udah toleran sama data yang gak normal. Udah banyak berkembang teknik untuk itu.

Lihat juga pembahasan mengenai ukuran contoh (sample size). Kalau mau sampling error-nya kecil, musti 1000 responden. Busyet, gimana kalau uangnya gak cukup. Lagi-lagi ada solusinya. Untung ada Mr Bayes yang ngenalin metode bayesian sampai sekaran berkembang small area estimation. 'Kamu cuma survei ke 50 responden? Bisa-bisa saja'.

Ada masalah dengan berbagai asumsi ketika pakai teknik tertentu. Pasti ada solusinya. Jangan khawatir. Pakai ANOVA ragamnya gak homogen? ada mixed model, Behren-Fisher's problem itu bisa ditangani. atau pakai aja generalized F-test. Pokoknya lagi-lagi jangan khawatir deh. Statistika sekarang udah sangat toleran terhadap kondisi data seburuk apapun.

Thursday, May 04, 2006

Teh campur susu, atau susu campur teh

Tentu hampir semua orang di negara ini pernah lihat iklan susu yang dipadukan dengan ketidak-mudeng-an anak kecil pada bahasa sunda. Minuman teh campur susu atau susu campur teh memang minuman yang jarang dibuat orang Indonesia, tapi tampaknya tidak aneh di negara lain.

Buku klasik statistika yang bicara tentang experimental design 'Fisher, RA. (1935). The Design of Experiments. Edinburgh; Oliver and Boyd.' di bab 2 memiliki cerita menarik tentang Lady Tasting Tea.

“A lady declares that by tasting a cup of tea made with milk she can discriminate whether the milk or the tea infusion was first added to the cup (katanya ada bedanya rasa minuman teh campur susu dengan susu campur teh). ... Our experiment consists in mixing eight cups of tea, four in one way and four in the other, and presenting them to the subject in random order. ... Her task is to divide the cups into two sets of 4, agreeing, if possible, with the treatments received. ... The element in the experimental procedure which contains the essential safeguard is that the two modifications of the test beverage are to be prepared “in random order.”

Percobaan ini banyak ditertawakan orang, yang kebanyakan profesor di bidang agriculture. Ngapain Fisher (waktu itu masih jadi statistisi di Rothamsted Experimental Station) susah-susah ngurusin begituan? Dibayanganku Fisher bilang, mari kita lihat bagaimana statistika membantu anda membuktikan perkataan ibu ini (ternyata namanya Muriel Bristol, thanks to google.com). Dan terbayang juga Fisher ingin bilang, mari biarkan statistika membantu menyelesaikan berbagai persoalan anda.

Tuesday, May 02, 2006

CONFOUNDED

Paling tidak dua semester terakhir ini ada dua penelitian anak bimbingku yang membahas fractional factorial design. Permasalahan confounded antar effect melekat betul pada kasus desain percobaan seperti itu. Thanks to Mr Sjarkani Musa yang telah memperkenalkan pemahaman confounded 9 tahun lalu.

Minggu ini, tersiksa sekali. Nengok kanan-kiri otot sekitar bahu sakit betul. Malam hari sebelumnya ada pekerjaan berurusan dengan memotong kayu yang musti aku kerjakan karena lemari dapur perlu space tambahan buat naruh perabot. Lalu lanjut dengan ngetik proposal sampai larut salah satu pekerjaan yang deadline-nya pagi harinya. Tiba-tiba saja hari jum'at pagi kejadian otok-otot kaku.

Tahu jawaban dokter ketika aku cerita kejadian ini? "Mungkin karena dua-duanya Mas". That's what we call 'confounded effects' Doc.