sekedar pet crepet

Thursday, February 23, 2006

Bisnis Berbasis Peluang

Hari Selasa kemarin pas lagi males nyetir, jadinya pulang ke rumah naik Angkot 17. Karena belum penuh, si pak angkot ngetem di sebelah jembatan sampingnya Univ Pakuan, pas di atas tol jagorawi. Jadi bisa lihat pemandangan lalu lalang jalan dari dan ke Bogor. Waktu itu masih ada 3 penumpang. Sambil ngantuk ndengerin obrolan penumpang yang duduk di samping pak angkot. 'Gak berangkat-berangkat nih Pak'. Agak terkejut aku mendengan jawaban pak angkot. Katanya, 'Entar, nunggu bis AGRAMAS (jurusan Bogor-UKI-Bekasi) lewat. Kalau bis itu udah lewat jalan tol, biasanya penumpang di sepanjang jalan akan banyak'.

Apa hubungannya? Bus berangkat ke jakarta dengan penumpang sepanjang jalan ke Tanah Baru?

Benar saja, setelah beberapa menit, penumpang gak kunjung nambah juga. Di bawah jembatan, bus Agramas warna merah melaju kencang dari arah terminal Bogor masuk ke tol jagorawi. 'Tuh, bus-nya udah lewat', kata pak angkot sambil masukin gigi satu dan mulai nge-gas.

Dalam hati, aku bilang. Sepertinya pak angkot sudah melakukan pengamatan berulang-ulang. Sehingga bisa mengatakan kalau ada bus Agramas lewat, peluang mendapatkan penumpang bakal besar, mungkin sekitar 0.9. Tragisnya, sampai turun depan perumahan, penumpang belum nambah juga. Jadi ingat, masih ada peluang sebesar 0.1 untuk kejadian tidak ada penumpang. Namanya juga bisnis.

Monday, February 06, 2006

Sinetron Statistik

Minggu kemarin nonton sinetron Maha Kasih di RCTi. Pas yang lagi main si Aming (extravaganza). Bukan ceritanya yang menarik bagi saya, tapi ada penggalan kisah yang membuat saya salut sama si pembuat sinetron.

Alkisah, Aming punya anak yang namanya Maya. Karena faktor ekonomi, Maya terpaksa kerja lepas sekolah jadi tukang cuci piring di sebuah kedai makan. Dari sini ada cerita. Kurang kerjaan atau memang pinter, si Maya iseng-iseng ngitung banyaknya bulir nasi yang terbuang di setiap piring yang dia cuci tiap hari. Dia hitung rata-ratanya, katanya 100 bulir per orang. Akhirnya itu jadi karya tulis dia, dan menang. Jika kelakuan orang Indonesia seperti itu, berapa ton beras yang terbuang tiap hari???

Gila juga. ORang sinetron ternyata melek statistik. Salut.... salut....

Saturday, February 04, 2006

Spatial Statistik

Paling tidak setahun terakhir otakku yang dipenuhi kaidah-kaidah statistik mulai teracuni permasalahan spatial. Gara-gara Bung Dani di CIFOR yang ngenalin ke permasalahan mapping dan segala macemnya. TErus ngenalin sama si ahli spatial. Terus dapat dana penelitian dari kampus bertema spatial statistics. Terus kedatangan tamu Prof GP Patil dari Pennstate yang juga dosen geoinformatics. Terus ikutan workshop geoinformatics. Sekarang mau bisnis-in spatial statistics. Kali aja bisa ikut ngeracunin orang-orang lain.

Data Beras

Bulan-bulan kemarin kita diributin ama data beras yang simpang siur buat mutusin perlu impor atau tidak. Akhir tahun kemarin aku dan beberapa temen diminta salah satu BUMN mendiskusikan prosedur seperti apa yang aplikatif untuk mendapatkan data stok beras nasional yang bener. Akhir januari selesai sudah draf itu. Mudah-mudahan prosedurnya bisa jalan dengan baik.

Tapi apa iya cuma perlu data stok. Apa gak perlu cari cara bagaimana meningkatkan produksi? Banjir dimana-mana jelas nurunin produksi beras. Mau coba jalan-jalan ke kampus agronomi, kali aja ada yang tau caranya.